Fase pertama adalah ketika saya tumbuh besar, saya mengetahui betapa berharganya uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketika saya menerima uang dari Oom atau Tante yang lebih sejahtera hidupnya, rasanya bahagiaaa sekali. Lantas saya jadi hormat kepada mereka. Saya ingin sekali jadi orang kaya, saya ingin dihormati. Kadang kala saya menilai seseorang dari harta. Saya sering meremehkan oranglain.
Fase kedua adalah ketika saya mengenal kematian, kematian nenek, kematian ibu kandung, kematian kakek,. Entah mengapa saya tidak bisa menangis, saya tidak merasa sedih, justru merasa lega bahagia, mereka sudah tidak merasakan penderitaan dunia. Banyak saudara dekat yang mempertanyakan, ada apa dengan saya. Ada yang menganggap saya hanya belum merasa sedih. Beberapa saat kemudian tentu saya mulai merasa kehilangan, tapi tentu itu perasaan internal saya karena ditinggalkan.
Untungnya saya berjodoh dengan Ayahanda Guru, saya memahami bahwa kehidupan adalah kesempatan yang begitu berharga. Oksigen yang saya hirup setiap detik, begitu berharga. Saya diberi kesempatan hidup oleh Tuhan untuk menemukan jalan kembali kepadaNya, begitu ajaran Ayahanda. Setelah saya mengetahui hal tersebut, saya masih saja mensia-siakan setiap tarikan nafas saya.
Fase ketiga adalah ketika Allah swt memberikan pencerahan berupa informasi yang membuat saya terguncang. Tepat satu bulan sebelum pernikahan, saya mengetahui bahwa dahulu saya bukan anak yang didambakan oleh kedua orangtua saya. Saya diharuskan mengetahui informasi tersebut untuk kepentingan hukum sah akad nikah saya dan Bichan dihadapan Allah SWT, saya harus dinikahkan oleh wali hakim, karena Bapak saya tidak punya hak menikahkan saya. Walopun pihak yang memberikan informasi nampak sangat hati-hati tapi tetap menjadi informasi yang mengejutkan.
Setelah mengetahui informasi tersebut, saya menduga-duga, barangkali dahulu Ibu saya berfikir lebih baik saya tidak hidup di dalam rahimnya. Barangkali Bapak saya juga berfikir begitu. Belakangan, saya merasa saya berpikiran buruk kepada orangtua saya, barangkali setelah mengetahui bahwa saya hidup di rahim ibu, ibu terkejut dan bingung tapi jiwa nya bahagia. Saya tidak akan pernah tahu. Pada saat itu yang saya tahu, hati saya sakit mengetahui bahwa saya berkembang di rahim ibu, tanpa disertai kebahagiaan Ibu dan kebahagiaan Bapak. Saya menangis dan menangis setiap malam.
Saat itulah Allah SWT menuntun saya, kembali mengingat ajaran Ayahanda Guru. Hidup adalah kesempatan yang berharga, kesempatan kita untuk beribadah totalitas kepada Allah SWT. Saya bersyukur dan berterimakasih kepada Ibu saya, karena telah begitu kuat hati mempertahankan saya dalam rahimnya, melahirkan saya, melindungi saya, mengajarkan saya, membesarkan sepenuh hati. Tidak berhenti mendoakan saya. Saya tahu, ibu sudah berusaha keras menebus kesalahannya. Semoga sekarang ibu telah kembali manunggal bersatu dengan Allah Subhanahuwata'ala.
Saya bersyukur dan berterimakasih kepada Bapak, karena telah menerima Ibu dan saya. Menerima tanggung jawab yang berat sebagai ayah. Memberikan saya kesempatan untuk hidup di muka bumi. Menghirup setiap oksigen yang Allah Subhanahuwata'ala berikan kepada saya. Semoga bapak selalu dalam perlindungan Allah Subhanahuwata'ala.
Saya jadi malu, saya gak punya hak menerima maupun meminta apapun dari siapapun. Saya hampir gak lahir ke dunia, kalo bukan karena perlindungan Allah. Kehidupan itu sendiri sudah menjadi sesuatu yang berharga. Saya sempat berpikir, saya gak butuh apapun di dunia ini, saya hanya butuh Allah. Toh, saya hampir gak jadi lahir ke dunia.
Allah yang jaga Ibu dan Bapak saya. Jaga semua orang di sekitar Ibu dan Bapak, sehingga mereka semua menjaga saya, setitik janin di dalam rahim Ibu, yang kala itu gak punya kekuatan apapun. Saya udah dijaga Allah semenjak di dalam rahim. Pemberian Allah begitu besar. Saya hanya punya kewajiban berterimakasih kepada Allah, ga pantas untuk minta hak apapun lagi.
Semoga fase berikutnya dalam hidup saya, bisa membuat saya menjadi jiwa sederhana yang bahagia, tidak terikat materi (barang, uang, jabatan) dan selalu ingat untuk berterimakasih kepada Allah. Saya pikir kisah hidup sepahit apapun pasti ada hal baik yang Allah persiapkan untuk saya ^_^
Saya ingin share doa saya untuk Allah, saya harap para reader blog saya bisa bantu meng-Amin-i doa saya :
Bismillahirrahmaanirrahiim. Tuhan Engkau Maha Baik, Engkau tempat saya bergantung, hanya Engkau sampai kapanpun, saya percaya Engkau penuh kasih sayang, akan selalu menyayangi saya, saya percaya Engkau tidak akan meninggalkan saya, walaupun saya telah jauh tersesat, saya percaya Engkau akan selalu mengarahkan jalan terang untuk kembali kepada MU. Terimakasih atas kasih sayang yang tanpa batas, Yaa Rahiim. Aamiin.