Saya nanya sama suami, "kalau saya hamil, gimana?". Lalu beliau jawab, "Jangan bahas itu dulu, saya sedang memanage pressure". Saya hampir mau marah ngedenger beliau ngomong gitu. Jadi kalo saya hamil, beliau mau marah? Mau benci sama saya? Mau nyalahin saya? Hati saya sakiiiit banget.
Tapi selanjutnya saya menenangkan diri. Saat ini beliau belum menginginkan anak. mungkin karena usaha yang dijalankannya belum stabil. Beliau pastilah suami dan ayah yang bertanggungjawab, asal diberi keleluasaan untuk melakukan hal tersebut.
Sebetulnya manusia sanggup menghidupi anaknya baik dalam keleluasaan ataupun dalam himpitan., tentu Allah akan memberikan rezeki. Tapi tentu aja, saya dan suami ingin merencanakan pertumbuhan anak dan membesarkan anak dengan kesungguhan. Hal itu membutuhkan biaya besar.
Saya akan mengikuti keinginan suami, menahan diri untuk tidak segera memiliki anak. Memantaskan diri menjadi orangtua yang baik, yang dapat memfasilitasi anak.
Jumat, 13 September 2013
Kamis, 12 September 2013
Menikah untuk .....
Saya menikah untuk kebaikan jiwa saya. Untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencinta. Mensedekahkan diri kepada Allah melalui lembaga bernama 'rumah tangga'. Menyedekahkan diri saya kepada Allah dengan menyerahkan diri saya kepada dekapan suami, memasakkan makanan di pagi buta, menemaninya shalat malam, mengandung dan melahirkan anak-anaknya, membesarkan mereka sehingga mereka menjadi hamba kebanggaan Allah.
Saya harap jiwa saya semakin manunggal denganNya. Manunggal dengan sifat-sifat muliaNya, sehingga saya bisa meraih kebahagiaan di dunia, dan semoga mendekatkan jarak saya untuk kembali bersatu dengan asal muasal saya, Dzat Allah.
Saya harap jiwa saya semakin manunggal denganNya. Manunggal dengan sifat-sifat muliaNya, sehingga saya bisa meraih kebahagiaan di dunia, dan semoga mendekatkan jarak saya untuk kembali bersatu dengan asal muasal saya, Dzat Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)