Bichan ga sengaja nemuin artikel tentang rahasia keluarga harmonis, salah satunya adalah shalat berjamaah. Kami mulai membiasakan diri untuk shalat berjamaah ketika sedang bersama-sama. Setalah shalat, saya sun tangan beliau, lalu beliau maraih kedua tangan saya, dengan erat lalu mulai membicarakan baik-baik tentang kekurangan saya hari ini, tolong perbaiki, gitu katanya. Setelah itu beliau sun pipi saya, atau usap kepala saya.
Allah Maha Baik sudah memberikan partner hidup yang lembut hatinya. Tujuan saya menikah adalah untuk mensedekahkan diri saya pada Allah swt melalui suami. Saya ridho melakukan semua yang akan membuat suami bahagia. Dalam pelaksanaanya, saya masih jauh dari gelar istri yang sempurna. Suami begitu pengertian dan sabar, tapi saya yakin suami pasti ingin menerima yang terbaik dari istrinya. Oleh karena itu saya akan bekerja keras dengan segenap kemampuan saya untuk membahagiakan suami.
Saat ini saya merasa takut kehilangan cinta suami, masakan saya masih juga belum pas di lidah, saya kurang memuaskan suami di ranjang, hal-hal lain yang membuat suami ilfil. Hal tersebut justru membuat saya jauh dari Allah swt, saya jadi tidak bisa shalat khusyu karena teringat ingin memasakkan suami, ingin membereskan sprei kasur, ingin menyetrika.
Saya menyadari, saya ingin memberikan yang terbaik untuk suami tetapi malah menghambat saya memberikan yang terbaik kepada Allah swt. Lalu saya berkaca, dan berkata pada diri sendiri :
"Ya Allah, apakah Engkau akan selalu mencintai hambaMu yang sering khilaf ini?"
"Suami, apakah kamu akan selalu mencintai istri yang tidak sempurna ini?"
"Apakah akan ada titik dimana Kalian meninggalkan saya?"
Saya ingin memberikan yang terbaik kepada Allah melalui suami tersayang ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar