Kamis, 14 November 2013

Benjolan di payudara

Selama dua taun ini, ada benjolan di payudara kanan saya, tapi ga pernah kerasa sakit. 3 hari ini tiba-tiba aja payudara bengkak, periiiih deh..

Seharian itu aku badmood. Setelah bichan pergi kerja, saya g sanggup ngerjain apa-apa, cuma dieeem aja depan komputer. Selepas dzuhur rencananya mau cek SK bimbingan skripsi ke kampus. Paaas banget mo pergi, ujan deras.

Saya langsung naik ke atas ambil jemuran dan masuk kamar. Saya tarik selimut, baru kerasa badan agak meriang, dan bablas ketiduran sampe jam17 sore. Saya langsung buru-buru telepon bichan, ngasitau bahwa saya ketiduran & g jadi k kampus.

Bichan rada bete dengernya, bichan pengen banget saya bisa selesaiin sidang skripsi akhir taun ini. Supaya bichan g makin bete, saya mulai aktifitas beres-beres rumah. Setelah rapi, saya mulai masak. Alhamdulillah, bee g kelamaan betenya setelah saya bilang besok saya mau k kampus.

Malemnya saya belom bilang k bee, soalnya masih keliatan badmood bawaan kerjaan kantor. Saya cuma izin naik duluan k kamar, mulailah kerasa meriang lagi. Saya pake jaket super tebelnya bichan, kaos kaki, dan celana taekwondo. Trus saya nangis kangen almarhumah ibu, pengen deh rasanya dipeluk ibu.

Pas lagi nangis diem-diem, bichannya masuk k kamar. Kayaknya sih beliau nyadar istrinya abis nangis, trus tanpa nanya lagi ーdan juga liat kostum istrinya ajaib begituー bee langsung baring samping saya, peluk, & sun dahi.

Malem itu, g bisa tidur. Bukan karena sakitnya, tapi karena terornya. Saya takuuut banget kena kanker. Besok pagi nya, bee telepon kang haji, minta saran baiknya gimana. Sarannya kang haji, dikompres pake air anget, trus pijit tengkuk & punggung, lalu saya harus menghindari makanan berlemak, ikan laut, msg, pedes, & asin.


Setelah itu, bichan langsung siapin kompresan, beliau yang ngompresin skitar 15 menit. Setelah itu, bee pijitin tengkuk & punggung sambil becandaan. Masakin air anget untuk mandi pula, baiiik banget deh bichan. Abis itu kita suap-suapan sarapan pake leftover yang tadi malem sambil googling dokter ontologi yg perempuan (klo laki-laki kan risih) dan bichan langsung pergi kerja.

Saya mulai tenang setelah dapet cara pencegahan dari kang haji, dapet dokter ontologi perempuan di advent. Sehari itu saya ke kampus, masih makan baso tulang mang Heri dan creambath. Saya masak sup teri kesukaan bichan, bikin pudding mangga, dan bikin capcay less garem non msg untuk saya.

Malem itu pun bichan kompresin lagi payudara saya yang bengkak. Pagi ini pun sebelum berangkat kerja bichan masih kompresin dan pijitin punggung. Smogaaa istrinya tetep bisa ngurus rumah dan kerjain skripsi, semuanya untuk balas kebaikan bichan. Dan semogaa benjolan ini bukan hal yang mengerikan. Aamiin.

Senin, 11 November 2013

2 bulan 11 hari

Sesuai judulnya, baru seumur jagung kebersamaan saya & bichan sebagai suami istri. Saat ini saya sedang mengejar hari hari terakhir pengumpulan skripsi & menghadapi sidang akhir sarjana. Terhitung 18 hari tersisa untuk menyelesaikan skripsi. Fokus saya jadi terpusat pada skripsi, rumah mulai terbengkalai. Selama 5 hari senin hingga jumat saya berada seharian d kampus. Selama itu juga bee tinggal di rumah yang kotor, makanan selalu beli jadi. 

Hari Sabtu pun digunakan untuk tidur seharian. Bee nampak kecewa, ketika pulang ke rumah kondisinya masih kotor dan belum ada masakan. Sabtu malam dan Minggu sore, bee mulai uring2an. Syukur, sore itu bee ada keperluan bisnis dengan pemegang saham. 

Setelah mengantar keberangkatan bee, saya langsung mengerjakan pekerjaan rumah. Memasak makanan yang belum pernah saya masak sebelumnya. Alhamdulillah, bee pulang pukul 21 ketika rumah sudah rapi. Bee makan lahap, moodnya mulai membaik. 


Kami mulai membicarakan kondisi masing2. Saya yang sedang tertekan dengan skripsi dan bichan yang tertekan dengan keuangan usaha & rumah tangga (beli makanan jadi setiap hari lebih boros ketimbang masak). 2 orang yang tertekan lalu pulang ke rumah yang berantakan akhirnya mood rusak. 

Alhamdulillah, sekarang bee buat peraturan di rumah supaya rumah terjaga kerapihannya. Berkat peraturan itu, rumah jadi lebih tahan lama rapinya, saya juga lebih ringan beres2nya. Kami saling sayang, bahkan ketika kesal.






Jumat, 11 Oktober 2013

Pembukuan Keuangan

Bichan ingin saya mengisi pembukuan keuangan dari software yang sudah beliau persiapkan jauh hari sebelum kami menikah. Pada praktiknya, saya mengalami kesulitan ketika mengisi pembukuan tersebut.

Entah kenapa, uang tunai yang saya pegang tidak pernah balance dengan uang tunai yang tertera di pembukuan.

Saya berusaha tidak belanja banyak, Kalaupun harus belanja banyak dan belanjanya di berbagai tempat, saya berusaha mencatatnya di notes agar tidak ada yang terlewat. Tetap saja tiap malam selalu ada uang yang tidak balance. Kadang-kadang uang yang saya pegang lebih banyak dari yang seharusnya ada di data pembukuan. Kadang-kadang malah lebih sedikit, sehingga harus berfikir keras, kemana uang yang hilang itu, dibelanjakan apa?

Bichan jadi menganggap saya kurang sungguh-sungguh. Saya merasa memang betul saya kurang sungguh-sungguh karena saya menyadari betul bahwa saya kurang teliti, Kadangkala ada belanjaan yang telewat. Akhirnya bee yang memegang kendali pengisian pembukuan. Saya harap bee tidak berkelanjutan kekecewaannya. Agar saya dan bee tidak mengalami rintangan perasaan tsb, saya akan selalu mendampingi bee ketika beliau sedang mengisi pembukuan.

Rabu, 09 Oktober 2013

Perpanjangan tangan Allah yang Maha Pengasih Penyayang

Manifestasi kasih sayang Allah yang tanpa batas, akhirnya saya sadari keberadaannya setelah menikah. Sejak kecil saya menganggap bahwa menerima kasih sayang ibu bapak, saudara, teman adalah hal biasa. Saya tidak merasa perlu untuk bersyukur kepada Allah., saya tidak menyadari bahwa semua itu kasih sayang Allah.

Ketika besar, saya mengenal Bichan, beliau mengasihi dan terus mencari Allah tetapi juga memiliki kemelekatan yang tinggi pada duniawi. Saya dan Bichan pernah sama-sama menjauhi Allah, sama-sama kembali berjuang mencari Allah.Kami kembali jatuh dalam dosa, sama-sama merasa kosong, kembali bangkit, sama-sama merasa dekat dengan Allah.

Akhirnya kami berdua sadar betul kasih sayang Allah harus kami syukuri. Kami menikah dengan kasih sayang Allah. Setiap hari kami syukuri kebersamaan kami, kasih sayang yang Bichan salurkan kepada saya, adalah pemberian Allah.

Saya sangat bersyukur atas pernikahan ini, saya jadi banyak merenungi kasih sayang dan perlindungan ibu dan bapak. Mereka adalah perpanjangan tangan tangan Allah Yang Maha Pelindung, Maha Pengasih Penyayang.

Semoga pernikahan kami juga penuh rasa syukur dan berkah dari Allah. Aamiin

Minggu, 06 Oktober 2013

Do'a saya hari ini

Hari ini saya berdoa kepada Allah swt, saya ingin semua yang saya lakukan diridhoi Allah, semua yang saya katakan diridhoi Allah, semua yang saya lihat diridhoi Allah. Saya ingin suami saya dilindungi Allah, dijauhkan dari panasnya jiwa. Saya ingin menjadi tangan kaki Allah, saya ingin melindungi suami dari api neraka. Saya ingin selalu dituntun oleh Allah. Saya ingin jiwa saya selalu tenang, damai,  dalam cinta kasih Allah.
Itu do'a saya hari ini.

Suami terbaik dan Allah Maha Baik

Bichan ga sengaja nemuin artikel tentang rahasia keluarga harmonis, salah satunya adalah shalat berjamaah. Kami mulai membiasakan diri untuk shalat berjamaah ketika sedang bersama-sama. Setalah shalat, saya sun tangan beliau, lalu beliau maraih kedua tangan saya, dengan erat lalu mulai membicarakan baik-baik tentang kekurangan saya hari ini, tolong perbaiki, gitu katanya. Setelah itu beliau sun pipi saya, atau usap kepala saya.

Allah Maha Baik sudah memberikan partner hidup yang lembut hatinya. Tujuan saya menikah adalah untuk mensedekahkan diri saya pada Allah swt melalui suami. Saya ridho melakukan semua yang akan membuat suami bahagia. Dalam pelaksanaanya, saya masih jauh dari gelar istri yang sempurna. Suami begitu pengertian dan sabar, tapi saya yakin suami pasti ingin  menerima yang terbaik dari istrinya. Oleh karena itu saya akan bekerja keras dengan segenap kemampuan saya untuk membahagiakan suami.

Saat ini saya merasa takut kehilangan cinta suami, masakan saya masih juga belum pas di lidah, saya kurang memuaskan suami di ranjang, hal-hal lain yang membuat suami ilfil. Hal tersebut justru membuat saya jauh dari Allah swt, saya jadi tidak bisa shalat khusyu karena teringat ingin memasakkan suami, ingin membereskan sprei kasur, ingin menyetrika.

Saya menyadari, saya ingin memberikan yang terbaik untuk suami tetapi malah menghambat saya memberikan yang terbaik kepada Allah swt. Lalu saya berkaca, dan berkata pada diri sendiri :
"Ya Allah, apakah Engkau akan selalu mencintai hambaMu yang sering khilaf ini?"
"Suami, apakah kamu akan selalu mencintai istri yang tidak sempurna ini?"
"Apakah akan ada titik dimana Kalian meninggalkan saya?"

Saya ingin memberikan yang terbaik kepada Allah melalui suami tersayang ^_^

Jumat, 13 September 2013

Kalau saya hamil?

Saya nanya sama suami, "kalau saya hamil, gimana?". Lalu beliau jawab, "Jangan bahas itu dulu, saya sedang memanage pressure". Saya hampir mau marah ngedenger beliau ngomong gitu. Jadi kalo saya hamil, beliau mau marah? Mau benci sama saya? Mau nyalahin saya? Hati saya sakiiiit banget.

Tapi selanjutnya saya menenangkan diri. Saat ini beliau belum menginginkan anak. mungkin karena usaha yang dijalankannya belum stabil. Beliau pastilah suami dan ayah yang bertanggungjawab, asal diberi keleluasaan untuk melakukan hal tersebut.

Sebetulnya manusia sanggup menghidupi anaknya baik dalam keleluasaan ataupun dalam himpitan., tentu Allah akan memberikan rezeki. Tapi tentu aja, saya dan suami ingin merencanakan pertumbuhan anak dan membesarkan anak dengan kesungguhan. Hal itu membutuhkan biaya besar.

Saya akan mengikuti keinginan suami, menahan diri untuk tidak segera memiliki anak. Memantaskan diri menjadi orangtua yang baik, yang dapat memfasilitasi anak.

Kamis, 12 September 2013

Menikah untuk .....

Saya menikah untuk kebaikan jiwa saya. Untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencinta. Mensedekahkan diri kepada Allah melalui lembaga bernama 'rumah tangga'. Menyedekahkan diri saya kepada Allah dengan menyerahkan diri saya kepada dekapan suami, memasakkan makanan di pagi buta, menemaninya shalat malam, mengandung dan melahirkan anak-anaknya, membesarkan mereka sehingga mereka menjadi hamba kebanggaan Allah.

Saya harap jiwa saya semakin manunggal denganNya. Manunggal dengan sifat-sifat muliaNya, sehingga saya bisa meraih kebahagiaan di dunia, dan semoga mendekatkan jarak saya untuk kembali bersatu dengan asal muasal saya, Dzat Allah.


Jumat, 09 Agustus 2013

Titik Nol

Fase pertama adalah ketika saya tumbuh besar, saya mengetahui betapa berharganya uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketika saya menerima uang dari Oom atau Tante yang lebih sejahtera hidupnya, rasanya bahagiaaa sekali. Lantas saya jadi hormat kepada mereka. Saya ingin sekali jadi orang kaya, saya ingin dihormati. Kadang kala saya menilai seseorang dari harta. Saya sering meremehkan oranglain.

Fase kedua adalah ketika saya mengenal kematian, kematian nenek, kematian ibu kandung, kematian kakek,. Entah mengapa saya tidak bisa menangis, saya tidak merasa sedih, justru merasa lega bahagia, mereka sudah tidak merasakan penderitaan dunia. Banyak saudara dekat yang mempertanyakan, ada apa dengan saya. Ada yang menganggap saya hanya belum merasa sedih. Beberapa saat kemudian tentu saya mulai merasa kehilangan, tapi tentu itu perasaan internal saya karena ditinggalkan.

Untungnya saya berjodoh dengan Ayahanda Guru, saya memahami bahwa kehidupan adalah kesempatan yang begitu berharga. Oksigen yang saya hirup setiap detik, begitu berharga. Saya diberi kesempatan hidup oleh Tuhan untuk menemukan jalan kembali kepadaNya, begitu ajaran Ayahanda. Setelah saya mengetahui hal tersebut, saya masih saja mensia-siakan setiap tarikan nafas saya.

Fase ketiga adalah ketika Allah swt memberikan pencerahan berupa informasi yang membuat saya terguncang. Tepat satu bulan sebelum pernikahan, saya mengetahui bahwa dahulu saya bukan anak yang didambakan oleh kedua orangtua saya. Saya diharuskan mengetahui informasi tersebut untuk kepentingan hukum sah akad nikah saya dan Bichan dihadapan Allah SWT, saya harus dinikahkan oleh wali hakim, karena Bapak saya tidak punya hak menikahkan saya. Walopun pihak yang memberikan informasi nampak sangat hati-hati tapi tetap menjadi informasi yang mengejutkan.

Setelah mengetahui informasi tersebut, saya menduga-duga, barangkali dahulu Ibu saya berfikir lebih baik saya tidak hidup di dalam rahimnya. Barangkali Bapak saya juga berfikir begitu. Belakangan, saya merasa saya berpikiran buruk kepada orangtua saya, barangkali setelah mengetahui bahwa saya hidup di rahim ibu, ibu terkejut dan bingung tapi jiwa nya bahagia. Saya tidak akan pernah tahu. Pada saat itu yang saya tahu, hati saya sakit mengetahui bahwa saya berkembang di rahim ibu, tanpa disertai kebahagiaan Ibu dan kebahagiaan Bapak. Saya menangis dan menangis setiap malam.

Saat itulah Allah SWT menuntun saya, kembali mengingat ajaran Ayahanda Guru. Hidup adalah kesempatan yang berharga, kesempatan kita untuk beribadah totalitas kepada Allah SWT. Saya bersyukur dan berterimakasih kepada Ibu saya, karena telah begitu kuat hati mempertahankan saya dalam rahimnya, melahirkan saya, melindungi saya, mengajarkan saya, membesarkan sepenuh hati. Tidak berhenti mendoakan saya. Saya tahu, ibu sudah berusaha keras menebus kesalahannya. Semoga sekarang ibu telah kembali manunggal bersatu dengan Allah Subhanahuwata'ala.

Saya bersyukur dan berterimakasih kepada Bapak, karena telah menerima Ibu dan saya. Menerima tanggung jawab yang berat sebagai ayah. Memberikan saya kesempatan untuk hidup di muka bumi. Menghirup setiap oksigen yang Allah Subhanahuwata'ala berikan kepada saya. Semoga bapak selalu dalam perlindungan Allah Subhanahuwata'ala.

Saya jadi malu, saya gak punya hak menerima maupun meminta apapun dari siapapun. Saya hampir gak lahir ke dunia, kalo bukan karena perlindungan Allah. Kehidupan itu sendiri sudah menjadi sesuatu yang berharga. Saya sempat berpikir, saya gak butuh apapun di dunia ini, saya hanya butuh Allah. Toh, saya hampir gak jadi lahir ke dunia.

Allah yang jaga Ibu dan Bapak saya. Jaga semua orang di sekitar Ibu dan Bapak, sehingga mereka semua menjaga saya, setitik janin di dalam rahim Ibu, yang kala itu gak punya kekuatan apapun. Saya udah dijaga Allah semenjak di dalam rahim. Pemberian Allah begitu besar. Saya hanya punya kewajiban berterimakasih kepada Allah, ga pantas untuk minta hak apapun lagi.

Semoga fase berikutnya dalam hidup saya, bisa membuat saya menjadi jiwa sederhana yang bahagia, tidak terikat materi (barang, uang, jabatan) dan selalu ingat untuk berterimakasih kepada Allah. Saya pikir kisah hidup sepahit apapun pasti ada hal baik yang Allah persiapkan untuk saya ^_^

Saya ingin share doa saya untuk Allah, saya harap para reader blog saya bisa bantu meng-Amin-i doa saya :

Bismillahirrahmaanirrahiim. Tuhan Engkau Maha Baik, Engkau tempat saya bergantung, hanya Engkau sampai kapanpun, saya percaya Engkau penuh kasih sayang, akan selalu menyayangi saya, saya percaya Engkau tidak akan meninggalkan saya, walaupun saya telah jauh tersesat, saya percaya Engkau akan selalu mengarahkan jalan terang untuk kembali kepada MU. Terimakasih atas kasih sayang yang tanpa batas, Yaa Rahiim. Aamiin.

Selasa, 06 Agustus 2013

H -25

25 hari lagi saya akan jadi istri Bapak Ivan Julianto alias Bichan. Alhamdulillah, yang tadinya kami ingin mengadakan akad nikah yang sederhana dan syukuran keluarga di rumah saya, ternyata berkembang jadi acara di gedung dengan undangan 250 orang yaitu keluarga satu kakek nenek, perwakilan saudara-saudara dari adiknya kakek dan adiknya nenek, saudara-saudara dari besan kakek. Pernikahan berkembang dari budget 15 juta saja, menjadi 50jt. Berkat sumbangan keluarga Bichan yang ternyata lebih besar dari budget awal pernikahan, keluarga saya dari pihak ibu dan pihak bapak juga ikut menyumbang. Allah SWT udah memudahkan niat baik kami. 

Saya jadi bisa ngerasain sewa baju pernikahan yang baik, awalnya saya mau pakai kebaya pagar ayu yang bisa disewa 250rb aja. Bichan juga bisa pake baju yang senada dengan saya. Lalu ternyata keluarga besar begitu semangat bikin seragam pernikahan. Seneeeng banget deh. 

Mama nya Bichan juga antusias, setelah kita dapet rumah kontrakan, mamanya mau beliin alat masak macam kompor, katel, wajan, dll. Lalu Bichan yang dari awal ngelamar sebetulnya cuma punya uang pas-pasan, bikinin saya cincin emas putih dan beliau bikin cincin dari Palladium berbentuk sederhana dan nyicil mahar emas batangan, walopun gramasinya ga sebanyak gramasi Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie ^o^ Saya ngerasa bahagia, soalnya saya ga ngeharapin itu semua.

Tepatnya tanggal 5 Agustus 2013, Bichan transferin saya uang sekian rupiah. Jumlahnya ga seberapa. Katanya tolong cukup-cukupin untuk beli barang seserahan. Saya sebetulnya kalut, ga kepikiran harus beli seserahan. Lalu saya banyak minta saran dari temen deket saya yang juga akan menikah di bulan September dan satu lagi yang akan menikah di bulan Oktober, rasanya kita sepenanggungan, sama-sama bingung urusan seserahan ^-^''. Lalu minta saran dari calon kakak ipar dan tante ku yang paling muda. 

Saya bukan tipe perempuan yang pintar dandan, jadi make up dll bukan jadi pilihan saya. Terbit keinginan memenuhi seserahan dengan peralatan mandi seperti handuk, sabun, sampo, dan peralatan dapur seperti dinner set, knive set, dll. Ketika saya bilang ke Bichan, beliau ga setuju, tetep pengen ada tas, sepatu, dan baju di baki seserahan. Baiklah Bichan, saya akan mengelola uang dari Bichan dengan sebaik-baiknya. Akhirnya setelah semaleman browsing di internet, saya nemuin tempat-tempat murah untuk melengkapi barang seserahan saya.  
Hari ini, saya sempetin mampir ke rumah kontrakan yang ternyata udah dibersihin Bichan sampe jadi bersih dan nyaman, Bichan lg siap-siap mudik ke Bogor, lalu ditemenin si bungsu naik motor ke pabrik handuk Terry Palmer di Jalan Jakarta, ternyata walopun harganya setengah harga dari yang dijual di Supermarket, ternyata kualitasnya sama. Lalu saya sempetin mampir ke Mutiara Kitchen di Terminal Cicaheum. 

Sebetulnya saya cari dinner set dan seperangkat sendok garpu stainless steel yang senada, tapi ga dapet. Lagipula si bungsu ga enak badan, saya suruh dia batalin puasanya, makan siang dan minum obat di Giant Pahlawan, sekalian saya beli sabun, scrub, lotion, dan pembersih wajah bermerk sama (yang sebenernya blm pernah aku pake -mari kita coba-).


Setelah makan siang dan minum obat, si bungsu langsung seger ^_^ kita lanjut ke Old and New di Jl. Riau, disitu ada sepatu Cibaduyut seharga 130rb - 250rb kualitas bagus karena sebetulnya Cibaduyut itu nge-ekspor sepatu ke luar negeri dan diakui, cuma merk nya lucu2, sundanese banget. Saya mau ngajak Bichan beli sepatu disana. Disana kita nemu sabuk Braun Buffel reject harganya murah, kita beli buat dikadoin ke Bapak.


Berikutnya si bungsu ngajak ke Trunojoyo, disana dia pengen cari kaos anak muda & sweater, tapi ga dapet. Justru saya nemu tas rajut warna-warni, bisa masuk banyak barang dan kayaknya kuat, warnanya kurang ceria, tp lumayan aja, bisa saya tambahin sebagai barang seserahan. Si bungsu cemberut, kok bapak dapet sabuk, teteh dapet tas. Dia nya sendiri ga dapet apa-apa. Itu namanya rezeki ^^.
Smoga bisa segera dapetin barang yang kamu mau ya, Ir.


Sejauh ini, karena barang seserahan yang udah terkumpul, jadi ada bayangan, barang apalagi yang mau saya beli. Semoga budget terbatas, tapi bisa saya pergunakan sebaik-baiknya dan bikin seserahan yang ga akan memalukan pihak keluarga Bichan. Aamiin.

Nengok Rumah Kontrakan

Saya tadi mampir ke rumah kontrakan, sekarang rumah kontrakan baru diisi sama Bichan sendirian. Sekitar 3 minggu lagi, saya bakal meninggalkan Bakum -tempat tinggal selama 4 tahun- dan ikut tinggal di rumah mungil itu sebagai istri nya Bichan. Tadi saya mampir untuk bawain tape ketan yang dititip Bichan di kulkas
Bakum. Saya kaget, ketika saya berdiri di depan pintu rumah, tiba-tiba ada bunyi bel, ting tong. Bichan langsung bukain pintu, ternyata kata Bichan alarm yang dipasang pake sensor gerak. Jadi ga usah pencet bel udah bunyi sendiri. Ketika saya masuk, ternyata rumahnya udah rapi, udah di pel. Walopun masih bau cat.

Bichan udah nempatin rumah kontrakan dari hari Sabtu. Ketika itu sebetulnya rumah belum siap huni, Base nya udah di cat dari seminggu sebelumnya. Tapi tukang cat baru aja mulai ngecat tahap kedua nya hari itu. Akhirnya kita bantu juga. Saya nyusun-nyusun barang pindahan Bichan. Bichan bantu tukang cat biar cepet beres. Tepat adzan isya, rumah beres di cat warna biru -kata tukang cat nya instruksi dari yang punya rumah- sebodo amat deh, saya kan ngontrak, hehe.. Yang penting rumahnya bersih. Lalu abis itu saya dianter pulang ke Bakum sama Bichan, jadi saya belum tau perkembangan rumah hari berikutnya.

Setelah masuk rumah. tempat pertama yang saya liat adalah kamar mandi. Bichan udah ganti keran di kamar mandi, udah pasang keran semprotan WC untuk memudahkan saya buang air. Bichan juga udah ganti showernya jd bagus. Kayaknya lantai kamar mandi juga udah digosok, karena udah ga sekumel sebelumnya. Resik deh. Alhamdulillah.

kira-kira seperti ini (ngambil dari google)

dan ini.

Tempat kedua yang saya liat, dapur. Keran washtafelnya kayaknya bukan keran baru tapi jelas udah digosok, karena keliatan lebih kinclong. Dan pintu lemari bawah washtafel warnanya berubah jadi broken white bersih, padahal waktu pertama liat, warnanya kumel banget, dan ada coklat bintik-bintik item. Katanya, pas Bichan lagi ngebersihin lemari bawah washtafel, Bichan menemukan satu koloni kecoa, banyaaak banget kecoanya. Mau tidur, setengah jijik. Mau diberesin juga setengah jijik. Salah tingkah, akhirnya malem itu, Bichan sebar bubuk Bagus Kapur Ajaib sepanjang pintu lemari dan melebar ke lantai sampe ke pintu WC. Malem itu juga ada 6 kecoa yang terkapar, besok paginya bertambah jadi 12 ekor yang terkapar. Sampai tadi saya tengok rumah, lemari bawah washtafel udah bersih banget, lantainya udah dipel, JetPump nya juga kayaknya udah di lap sama Bichan. Emang masih bau apek dari sisa-sisa hawa si kecoa, jadi Bichan tetep nyebarin bubuk Kapur Ajaib, katanya biar tuntas semuanya mati tak tersisa. Kereeen Bichan!!! Nanti saya cariin Gajah Penghilang Bau untuk nyerap bau kecoa. Lalu lantai samping washtafel bersiiiih sekali. Udah ada sabut cuci dan sunlight cair, di pojokan berjejer alat mandi Bichan (kita belum punya toilet rack). Di dinding deket pintu kamar mandi, udah ngegantung pel microfiber idaman saya, alhamdulillah, puji Tuhan. Lemari atas washtafelnya memang belum dibersihin, kata Bichan belum sempet. Serahkan pada istrimu, Bichan sayang. 

Lalu berikutnya saya nengok ruang kerja nya Bichan, Ternyata masih berantakan, tapi udah ada bagian yang dipasang karpet sama bichan, khusus untuk dus makanan yang belum dikirim ke restoran, supaya ga kotor. Okay, ruang kerja emang harus jadi pemikiran mendalam. Bichan harus betah disitu, soalnya disitu bakal jadi tempat kelahiran buah ide perkembangan usaha Bichan. Intinya, proses uang terlahir, berawal dari ruang kerja Bichan ^oo^ ngook.

Berikutnya kamar pengantin (suit suit). Sekarang masih jadi kamar bujangan. Berantakan -__-. Di samping kamar tidur, ada balkon untuk jemur pakaian, dan ada 2 buah tangki air ukuran sedang. Tadinya lantainya berlumut, tapi tadi saya liat kondisinya udah kinclong, walopun masih ada noda yang susah ilang. Ya tapi gak apa-apa, udah kerasa resik kok. Alhamdulillah. 

tangki air

Dan terakhir adalah ruang depan. Ruangan ini masih kosong. Bichan bersikeras nyimpen motor di dalam rumah. Soalnya kita ga punya garasi, buka pintu langsung jalanan. Motor disimpen di sebelah kanan ruangan, selurusan sama dapur dan kamar mandi. Kita masih punya ruang kosong  di bawah tangga dan selurusan ruang kerja Bichan. Jadi saya simpen sofa angin nya Bichan disitu. Rasanya happy deh.. Alhamdulillah, walopun rumah kecil tapi untuk berdua rasanya cukup banget. Walopun belum punya TV, mesin cuci, dan kulkas.

air love seat Bichan

Bichan yang kurus pendek kecil kerempeng, memdadak jadi macho (menurut pandangan saya ^_^). Bichan emang laki-laki yang resik banget. Dari dulu kalo baju saya kusut sedikit, dia suka protes. kena noda apalagi. Padahal saya susah rapi. Smoga kita saling melengkapi ya Bichan. Aamiin.

Senin, 05 Agustus 2013

Barang Seserahan yang Pertama

Tiap hari rasanya males keluar rumah, rumah tante saya emang nyamaaan banget, apalagi sekarang udah mulai libur lebaran, kebayang jalanan maceeet. Saya udah mandi dari pagi, pake air dingin pula. Udah siap pake baju pergi juga sebenernya, tapi hati beraaat banget ngelangkah keluar rumah. Jam13 adik sepupu ngajak ke BEC, katanya pengen beliin ibu nya Lumia (Nokia). Bagus deh, saya bisa nebeng ke Riau Junction atau ke BIP cari barang apapun yang ada di daftar seserahan.

Pas nyampe daerah Purnawarman, parkiran mobil penuuuh dimana-mana, sampe akhirnya si sepupu nemu parkiran di depan taman lalu lintas, dan kita harus jalan ke BEC ngelewatin dulu BIP, nyebrang ke Gramedia, daaan nyebrang lagi ke BEC. Pas proses markirin mobil itu, mobil sepupuku baret kena mobil yang mepetin mobil sepupuku karena takut ga kebagian lahan parkir. Setelah bersusah payah sampai juga di BIP dan menemukan lautan manusia, begitu juga di Gramedia, dan BEC. Mood udah beneran turun ke titik nol, pengen ngesot di lantai. 

Si sepupu akhirnya dapet Lumia utk ibu nya, kita langsung menuju Riau Junction, cari makan & ngebet mo ngademin tenggorokan ke Calais. Disana kita ketemu dulu sama uwa, kakak sepupu, & ponakan-ponakan yang kebetulan lagi pada belanja baju lebaran. Alhamdulillahnya pengunjung di Riau Junction ga sepadat di BIP.  Setelah di charger sushi goreng salmon (salmonnya secuil doangan -_- akhirnya nambah beli risoles utk ngeganjel perut yg masih keroncongan) dan kenyaang, kita meluncur ke Calais. Setelah itu, kita mampir dulu ke Griya, daaan menemukan Handuk Terry Palmer yang merupakan salah satu list wajib beli utk dijadiin seserahan. Disitu tertulis diskon dari harga 300rb jadi 138rb. Dengan semangat 45 saya beli 1 handuk gede ukuran 70 x 140, 1 face towel ukuran 70 x 70, dan 2 hand towel. Total 204rb. 



Nyampe rumah rasanya happy banget, udah dapet satu barang seserahan. Saya langsung buka youtube, cari video cara bikin kreasi model handuk. Setelah itu saya penasaran harga reguler handuk Terry Palmer itu berapa sih? Saya cari google dan menemukan website distributor handuk Terry Palmer di Bandung, ternyata harga distributornya cuma 65rb -___-

Ih sediih banget, jadi inget Bichan yang udah ngasi uang untuk dikelola baik-baik. Malem itu juga saya memutuskan coba pesen lewat WhatsApp Bapak Aaron Bramantara yang katanya sales dari Terry Palmer Bandung. Ya penasaran aja, gramasi nya sama ga? kualitasnya sama ga? dan lain lain. Bapak Aaron nawarin Diskon Ramadhan dan Friendship Day Sale. Beli 3 seharga 180rb yang artinya @605b /pcs.

Klo ternyata barangnya beneran nyampe alias ga tipu, dan kualitasnya sama bagusnya, semuanya mau saya masukin ke kotak seserahan biar meriah, sebodo amat deh untuk handuk doangan 400rb. Ini namanya belajar dari pengalaman ^_^

Akhirnya saya jadi kepikiran, enak juga klo semua barang seserahan dibeli lgsg di distributornya, udah pasti lebih murah 2x lipat dari harga toko. Bismillah, semoga kedepannya saya bisa ngelola uang suami dengan lebih baik lagi. Aamiin.

Minggu, 04 Agustus 2013

Persiapan Pernikahan

Tinggal 1 bulan lagi akad nikah saya dan Bichan dilangsungkan. Bichan udah dapet kontrakan rumah mungil di wilayah Hegarmanah. Rumahnya kira-kira berukuran 5x 3 mini banget, dan dibagi jadi 1 ruang depan, 1 kamar, 1 kamar mandi dan dapur. Hegarmanah artinya Jiwa yang Segar, jadi harapan kita berdua, semoga kita bisa membangun rumah tangga yang selalu diiringi dengan jiwa yang segar, dan lapang. Semenjak Bichan bawa Surat NA dari Bogor, saya langsung ngurus-ngurus KUA. Untung ada Bi Yanti, saudara jauh yang kerja di KUA Andir. Saya jadi g usah ngeluarin biaya sepeserpun, katanya biar Bi Yanti yang ngurusin semua biayanya itung-itung kado utk nikahan saya dan Bichan. Alhamdulillah.

Mamanya Bichan udah mulai nanya-nanya kapan mau mulai belanja untuk seserahan. Bichan kayaknya blm dpt uangnya. Kemarin-kemarin usahanya lagi turun. Sebenernya kita nikah modal tekad, kita ngerasa udah waktunya menikah dan ingin melangsungkan akad dengan sederhana. Perkembangan selanjutnya, keluarga bantu nyumbang sampai akhirnya bisa ngadain nikahan di gedung. 

Walopun Bichan ga bilang ke saya, tapi saya nya harus tau diri. Pertama, seserahan itu kan budaya lokal, macam kita bertamu budayanya bawa hantaran. Kedua, seserahan nikahan mengandung makna, suami siap dan sanggup memenuhi pangan dan sandang sang istri. Memberi hantaran alat kecantikan dengan harapan istri akan selalu cantik didepan suami. Ketiga, budaya pasti kaya akan nilai  kehidupan, jadi saya ingin berusaha mengikutinya. Keempat, saya udah survey harga barang-barang yang pada umumnya dijadiin seserahan pernikahan (make up, baju, tas, sepatu), ternyata ga bisa murah, dan saya juga ga yakin, kedepannya barang-barang tersebut bakal saya pake atau engga. Kelima, saya punya ide gimana kalo seserahan nya alat-alat rumah tangga aja, isinya lap dapur, lap pel, satu set pisau dapur, talenan, sendok garpu, 1 set tupperware. Entah kenapa, ngebayanginnya aja hati udah deg-degan. saya lebih tertarik sama alat dapur daripada alat kecantikan ^^

Akhirnya saya mulai search di google, dengan keyword : seserahan seperangkat alat dapur. Ternyata hasilnya yang keluar, seperangkat make up lagi dan lagi. Mungkin seperangkat alat dapur terlalu unusual utk dijadiin seserahan. Saya juga khawatir keluarga ngetawain saya. Lucu kali yaaa klo seserahannya bukan make up dan baju. Saya sendiri yakin, barang-barangnya bakalan beneran dipake dan ga akan mubadzir. Insyaallah. Tinggal ngeyakinin keluarga besar aja, bahwa itu seserahan yang saya mau.

Tadi malem bichan ngajak jalan ke ACE Hardware yang di Balubur, beliau pengen beli lampu, keran dan selang utk pipis saya biar gampang katanya (terharu), lalu beliin saya lap pel Microfiber dari Proclean yang bakal ngemudahin saya ngepel rumah. Saya happy banget dapet pel-an yang begitu. Ga nyangka Bichan dengan mudah ngebeliin pel-pelan idaman saya sejak lamaa sekali. Bagi saya dan bichan ini barang harganya ga murah. Jadi nanti saya akan mempersembahkan rumah yang bersih utk mengungkapkan rasa terimakasih karena udah dibeliin pel-pelan idaman.


Lap Pel MicroFiber Pro Clean idaman saya

Saya juga sempet kepikiran, klo ternyata alat dapur masih juga kemahalan, nanti seserahannya makanan dan buah-buahan, lalu yang mahalnya Handuk Terry Palmer dan seperangkat sendok garpu piring gelas yang mahal aja ;p

Kotak-kotak seserahannya nanti nyewa aja dari salon di deket-deket rumah. Masalah hias menghias sih saya rada nyantai, saya juga bisa sih ngehias pita-pita sih.